Kali ini, kita akan mengupas teknik budidaya cabai merah secara organik, langkah demi langkah. Apa yang dipaparkan di sini bukan sekedar teori, melainkan kami praktekkan langsung di Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar. Penanaman dilakukan pada tanggal 29 Desember 2012, dan foto-foto yang ditampilkan di sini adalah hasil dari pengamatan pertama. Insya allah kami akan terus mereview atau mengamati dan melaporkan setiap perkembangan tanaman secara berkala kepada pemirsa. Jadi tetaplah bersama kami, kunjungi selalu website kami dan aktiflah berdiskusi.
Harap dicatat bahwa teknik budidaya organik yang kami praktekkan di sini adalah pertanian organik ala Padepokan Tani Organik “Bumi Makmur Walatra”, jadi mungkin agak sedikit berbeda dari yang dikembangkan oleh rekan-rekan lain sesama penggiat Pertanian Organik di tanah air Walaupun begitu, apapun formulanya atau apapun jurusnya yang namanya pertanian organik insya Allah akan memberikan nilai plus terutama dalam menjaga kelestarian bumi di masa mendatang. MAJULAH PERTANIAN ORGANIK… !!
- Varietas: Cabai merah lokal
- Luas Lahan: 1400 M3
- Populasi : 3000 pohon
- Tanggal Tanam: 29 Desember 2012
- Lokasi: Padakembang, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
- Pemilik : Padepokan Tani Organik “Bumi Makmur Walatra”
Konsep Budidaya
Bagaimana konsep atau prinsip bertanam cabai merah organik ala Bumi Makmur Walatra (BMW) itu? Berikut inilah garis besarnya:
- Kami tidak akan melibatkan/menggunakan INSEKTISIDA KIMIA untuk menanggulangi hama kutu-kutuan dan serangga, termasuk ulat dan lalat buah. Sebagai gantinya, kami menggunakan insektisida organik bernama “AntiLAT” produksi Bumi Makmur Walatra.
- Kami tidak akan melibatkan FUNGISIDA dan BAKTERISIDA KIMIA untuk menanggulangi penyakit cendawan/jamur seperti patek (antraknosa), layu fusarium, busuk daun, busuk batang, akar gada, maupun busuk akibat bakteri. Sebagai gantinya, kami menggunakan fungisida hayati atau organik bernama “NoPATEK” produksi Bumi Makmur Walatra.
- Kami tidak akan menggunakan PUPUK KIMIA sebagai sumber nutrisi atau unsur hara tanaman, baik itu NPK, KNO3, UREA, ZA, SP, KCL, KAPUR PERTANIAN/DOLOMIT, atau pun pupuk buatan lainnya. Sebagai gantinya, kami menggunakan pupuk organik kocor bernama “Pupuk Organik Padat (POP) BMW” produksi Bumi Makmur Walatra yang didalamnya sudah mengandung unsur hara lengkap yang siap santap. Adapun pupuk kandang boleh saja ditambahkan asalkan sudah matang, walaupun sebenarnya tidak menggunakan pun tidak masalah.
- Kami tidak akan menggunakan produk HORMON dan ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIS sebagai pendukung proses-proses fisiologis tanaman terutama dalam mendongkrak pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebagai gantinya, kami menggunakan “Pupuk Organik Cair (POC) BMW” produksi Bumi Makmur Walatra yang didalamnya sudah mengandung pupuk daun dan pupuk buah, ZPT dan hormon-hormon utama tanaman.
- Kami tidak akan memberantas gulma atau rumput liar menggunakan HERBISIDA KIMIA guna menjaga kelestarian hayati di dalam tanah maupun lingkungan, melainkan kami membersihkan gulma secara manual dan berkala melalui para pekerja lapangan.
Tahapan Budidaya
1. Mendapatkan Benih
Seperti disebutkan di atas, varietas cabai yang kami tanam pada kesempatan ini adalah cabai merah lokal. Benihnya dibeli dari pasar tradisional terdekat, yaitu pasar Cikurubuk, Tasikmalaya. Kami membeli dalam bentuk buah utuh yang benar-benar telah matang, sebanyak 1/2 kg yang kemudian kami kupas dan diambil bijinya. Kami hanya memilih buah cabai yang montok-montok, besar, panjang, padat berisi, mulus, mengkilap dan tanpa cacat terutama dari lesi atau borok patek dan busuk.
Tentu saja langkah yang kami ambil cukup ekstrim atau beresiko besar karena kami tidak membeli benih toko yang sudah teruji. Padahal dalam konsep agribisnis yang baik, benih merupakan faktor vital pertama yang harus kita perhatikan. Benih merupakan investasi besar karena sangat mempengaruhi hasil produksi tanaman budidaya Anda di kemudian hari. Benih bermutu buruk akan membuka peluang kegagalan karena tingkat produksi yang rendah dan rentannya penyakit. Sebaliknya benih yang baik akan membuka peluang keberhasilan produksi. Meminjam istilah anak kuliahan, mutu benih diukur berdasarkan dua faktor: nilai kualitas secara fisiologis dan patologis. Benih bermutu baik secara fisiologis memiliki daya kecambah yang baik pula dan mampu tumbuh serentak dengan sifat yang seragam dan produktivitas tanaman yang tinggi. Sedangkan secara patologis, benih yang baik tidak membawa pathogen dan tidak terjangkit penyakit serta tanaman dapat tumbuh dan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu.
Jadi, apakah benih yang kami gunakan dalam praktik ini bermutu tinggi? Sepertinya “remang-remang”… hehe. Namun kami ingin bereksperimen apakah dengan kualitas benih yang “alakadarnya” ini mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi; seberapa besar nutrisi atau pupuk dan hormon yang kami berikan dapat membantu menggenjot pertumbuhan dan produktivitas tanaman? Jawabannya akan kita lihat kemudian….
2. Menyortir Benih
Setelah cabai diambil bijinya, selanjutnya kami menyortirnya yaitu…
- membuang remah-remah kulit dan daging buah yang tersisa (penting untuk mencegah biji membusuk/berjamur)
- membuang biji yang tak bernas atau ampa
- membuang biji muda
- membuang biji yang cacat seperti berwarna hitam, berukuran kecil atau keriput
3. Menjemur Benih
Benih kemudian dijemur sampai kering, 2-3 hari, sehingga kadar air sekitar 10%.
4. Merendam Benih
Benih yang sudah kering selanjutnya bisa langsung dikecambahkan, atau menunggu waktu disesuaikan dengan kesiapan lahan dan jadwal tanam. Hal ini penting untuk Anda perhitungkan, sebab bila lahan belum siap (misal nyangkulnya telat) sementara benih sudah tua, maka jadwal tanam akan kacau. Benih yang terlalu tua di persemaian (misalnya lebih dari 30 hari) biasanya akan memiliki daya tumbuh dan produktivitas yang rendah.
Teknik merendam benih:
- Kami menyiapkan mangkok dan mengisinya dengan air hangat
- Lalu menambahkan POC BMW sebanyak 1/2 tutup
- Kami masukkan benih ke mangkok dan mengaduk-aduknya
- Benih didiamkan selama 3 jam agar ZPT dari POC BMW masuk ke dalam jaringan biji
5. Pengecambahan
Setelah 3 jam direndam, benih masuk pada tahap pengecambahan. Caranya:
- Kami angkat benih dari mangkok dan membuang airnya (menggunakan penyaring).
- Selanjutnya benih kami bungkus dengan sehelai kain/kaos basah (dengan cara dilipat-lipat persegi).
- Kami simpan kain tersebut di atas wadah, yaitu mangkok, dan ditaruh di ruangan yang hangat (suhu kamar).
- Setiap hari kami jaga agar kain tidak sampai kering. Bila mengering, kami semprot dengan air sedikit saja.
- Pada hari ke-3, kami coba kain dibuka dan ternyata… beberapa benih SUDAH ADA YANG BERKECAMBAH !
Menarik sekali bahwa dengan adanya hormon organik yang terdapat dalam POC BMW, benih cabai bisa berkecambah hanya dalam TIGA HARI saja. Padahal para petani lazimnya harus menunggu setidaknya 1 minggu atau bahkan 2 minggu sampai biji cabai bisa berkecambah. Sungguh percepatan yang luar biasa…
6. Penyemaian
Karena benih sudah keluar kecambah sekitar 1-2 mili, kami pun segera menyemaikannya ke polibag-polibag kecil (ukuran 6×8 cm). Polibag-polibag ini sudah kami isi jauh-jauh hari sebelumnya dengan tanah dan pupuk kandang ayam kampung yang telah matang (sudah menjadi kompos). Perbandingannya:
1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang
Penyemaian harus dilakukan extra hati-hati jangan sampai akar atau kecambahnya patah. Biasanya kami menyerahkan tugas ini kepada ibu-ibu yang sudah terampil dan penglihatannya masih tajam. Sebelum meletakkan biji, polibag terlebih dahulu disiram air sampai basah kuyup menggunakan gembor/emrat.
- Taruh dan lindungi media semai dibawah kurung/sungkup plastik tebal ultra violet (UV) agar tidak “terbakar” oleh sinar matahari langsung.
- Kurung atau sungkup semaian ini pun melindungi benih dari hama serangga dan air hujan.
- Pastikan plastik sungkup dibuka setiap pagi (jam 6 s/d jam 10) sehingga pasokan oksigen dapat terjaga.
- Pastikan juga semaian dijaga kelembapannya setiap hari, yakni disiram saat menunjukkan media agak kering. Meskipun begitu, penyiraman jangan terlampau basah untuk menghindari serangan phytium (rebah semai atau busuk benih).
- Dibutuhkan waktu sekitar 22-25 hari sampai benih bisa ditanam, atau mereka memiliki daun sempurna 4-5 helai.
7. Pengolahan Lahan
Sementara itu sambil menunggu benih tumbuh siap tanam, pekerjaan lain kami adalah mengolah lahan yakni menyangkul dan membuat bedengan-bedengan untuk penanaman. Pekerjaan ini pun harus dilakukan oleh para pekerja yang sudah piawai dibidang ini. Tidak bisa sembarangan, soalnya pekerja yang kurang mahir bisa menghasilkan bedengan yang tidak persisi: tidak rapi, tidak lurus, pencacahan tanah tidak halus, dan masalah-masalah lainnya.
- Serahkan pembuatan bedengan kepada ahlinya.
- Buatlah parit-parit untuk pembuangan air dengan baik, jangan sampai nantinya tanaman terendam saat hujan tiba. Pembuangan air yang tidak lancar sangat membahayakan tanaman karena tanaman bisa terendam dan bisa mati 50-100% dalam hitungan hari saja! Tanaman yang terendam ibarat manusia yang tenggelam, tidak bisa bernafas. Maka tanaman bisa langsung sekarat. Kami membuat bedengan dengan lebar 95 cm, tinggi 50 cm, dan lebar parit 60 cm.
- Pencacahan tanah yang tidak halus akan menghambat berkembangnya akar tanaman.
8. Pemupukan Lahan (Pupuk Dasar)
Setelah bedengan selesai dibuat, pekerjaan kami selanjutnya adalah memberi pupuk dasar atau pupuk awal, berupa:
- Kotoran ayam, 20 karung untuk lahan 1400 M2 ini. Sebetulnya kami tidak membutuhkannya karena nutrisi dari Pupuk Organik Padat (POP) BMW pun sudah mencukupi untuk kebutuhan nutrisi tanaman kami. Namun karena tepat di sebelah lahan kami terdapat peternakan ayam broiler milik kawan, ya tak apalah kami menggunakannya. Pupuk kandang ini kami aduk dengan tanah secara merata di sepanjang bedengan.
- Setelah itu bedengan kami siram (diemrat) dengan pupuk lengkap organik: Pupuk Organik Padat (POP) BMW (1 botol) yang dilarutkan ke dalam air 1 drum penuh. (Anda bisa menggunakan drum berkapasitas 200 liter). Anda TIDAK PERLU LAGI MENAMBAHKAN PUPUK NPK ATAU PUPUK KIMIA APAPUN.
Selain memasukkan unsur hara utama ke lahan, tujuan dari penyiramanPupuk Organik Padat (POP) BMW ini adalah memberikan sejumlah mikroorganisme penting sehingga tanaman dapat tumbuh subur dan sehat. Patogen atau bibit penyakit yang ada di dalam tanah pun bisa mati-kutu karena bersaing dan “berantem” dengan milyaran mikroorganisme menguntungkan yang kami masukkan. Pupuk kandang di bedengan pun dapat terurai dengan cepat dan matang dalam beberapa hari saja.
Setelah disiram dengan Pupuk Organik Padat (POP) BMW, pastikan bedengan tidak langsung ditutup dengan mulsa, karena di sana ada pupuk kandang yang belum matang.
WAHAI PARA PETANI, BERHENTILAH MELAKUKAN KEBIASAAN MENUTUP MULSA SEBELUM TANAH ANDA DINGIN! Menutup mulsa secara langsung setelah memberi pupuk kandang “mentah” adalah tindakan nekad dan ceroboh. Dinginkanlah lahan Anda dengan membiarkannya istirahat terbuka tanpa penutup mulsa selama minimal 1-2 minggu, atau sampai tumbuh rumput-rumput kecil di bedengan. Tumbuhnya rumput-rumput kecil adalah “pertanda alamiah” bahwa tanah sudah dingin dan itu artinya sudah “sip” untuk ditanami.
Mengapa hal ini penting diperhatikan? Ada beberapa alasan…
- Kandungan gas racun dari dalam tanah dan amoniak yang tinggi dari pupuk kandang yang belum matang, akan tertahan di bawah mulsa dan itu TIDAK BAIK untuk tanaman bayi Anda nantinya. Jika dipaksakan, itu artinya Anda meracuni tanaman dan membuatnya sakit – masih beruntung kalau tanaman bisa tahan. Coba Anda tes sendiri dengan memasukkan tangan ke lubang mulsa, pasti akan terasa panas menyengat. Itulah gas berbahaya bagi tanaman.
- Dengan menutup mulsa lebih awal, akan berkembang mikroorganisme anaerob yang notabene banyak di antara mereka yang menimbulkan penyakit bagi tanaman, baik itu bakteri maupun cendawan jahat. Phytium, layu fusarium dan antraknosa alias PATEK seringkali bermula dari pupuk kandang yang tidak sehat ini.
- Sedangkan dengan mengistirahatkan lahan secara terbuka tanpa mulsa, proses dekomposisi pupuk kandang akan berjalan secara aerob dan sehat di mana oksigen akan terlibat langsung dan gas beracun pun akan terbuang atau menguap ke udara.
9. Menutup Bedengan dengan Mulsa
Setelah mengistirahatkan lahan selama kurang lebih 2 minggu, tibalah saatnya untuk menutup bedengan dengan mulsa. Pastikan juga Anda mempekerjakan orang yang sudah mahir melakukan pekerjaan ini agar pemasangan mulsa dapat sempurna.
10. Membuat Lobang Tanam
Esoknya, kita tinggal membolongi mulsa dengan kaleng panas untuk membuat lobang tanam.
Alat pembolong mulsa ini bisa Anda bikin sendiri di rumah, carilah kaleng bekas berdiameter kurang lebih 12 cm, misalnya kaleng susu kental. Lubangi kaleng tersebut dengan paku di bagian sisi maupun bawahnya dengan banyak lubang agar udara dapat mengalir. Kalau sudah, beri pegangan dari kawat atau besi kecil. Ujungnya diberi kayu untuk kita memegang.
Cara penggunaannya: masukkan serpihan batok kelapa kering ke dalam kaleng lalu kita bakar. Setelah batok menjadi bara, kaleng pun panas dan siap digunakan untuk melubangi mulsa. Mudah sekali bukan? ;-)
11. Menanam (Transplantasi)
Karena lahan sudah “dingin” dan usia bibit pun sudah pas untuk ditanam, maka tibalah pesta tanam. Pindahkan nampan-nampan bibit ke lahan, pastikan ditaruh di tempat yang teduh atau terlindung dari sengatan sinar matahari langsung, misalnya di saung. Tujuannya untuk menjaga stamina bibit.
Guna menghidari tanaman stres setelah tanam, usahakan waktu penanaman adalah di pagi hari (jam 6 s/d 11.00), atau Anda lanjutkan di sore hari (jam 15 s/d 17) .
Sebelum ditanam, bibit disiram terlebih dahulu sampai benar-benar basah agar media tanah dalam polibag menjadi lembut sehingga bibit mudah dicopot dan akar tidak terganggu.
Instruksikan kepada para penanam agar mereka menanam dengan penuh cinta dan kehati-hatian. Awali dengan membaca bismillah agar diberkahi . Pastikan akar tanaman tidak sampai putus, hindari memijit-mijit polibag dengan tujuan memudahkan pelepasan tanaman.
Cara melepaskan tanaman:
- Jepit lembut batang tanaman dengan telunjuk dan jari tengah [tangan kanan]
- Balikkan polibag sehingga posisi tanaman menghadap ke bawah
- Lalu dengan perlahan-lahan, tarik ujung plastik polibag ke atas dengan tangan Anda yang lain
Oya lupa, demi kelancaran penanaman, harus ada seorang pekerja khusus yang bertugas menugal tanah menggunakan bambu runcing atau asuk untuk membuat lubang tanam.
Setelah proses penanaman rampung, pastikan Anda memungut dan mengumpulkan semua plastik polibag bekas sehingga lahan tetap bersih dari sampah yang tak terurai. Ini adalah bagian dari pola pertanian yang baik dan sejalan dengan konsep pertanian organik.
CATATAN: Jika memang polibag-polibag bekas ini ingin Anda gunakan kembali di musim tanam berikutnya, hal yang penting Anda lakukan adalah merebus mereka terlebih dahulu dalam air mendidih selama sekitar 10 menit lalu dijemur sampai kering. Tujuan perebusan adalah untuk membunuh bibit-bibit penyakit seperti bakteri dan cendawan merugikan.
Kita tunggu bagaimana perjalanan tanaman cabai ini di kemudian hari…. Ikuti liputan setiap episodenya di web kami.
12. Perawatan
Perawatan merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dalam budidaya cabai. Para petani hendaknya menaruh perhatian serius dan tidak menganggapnya sepele. Jangan sampai sesudah tanam, tanaman gak dipeduliin lagi alias tak dirawat… Orang Sunda bilang, “ceb, lur…”
Secara garis besar, pekerjaan-pekerjaan perawatan ini meliputi:
- Penyulaman - mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru (dari sisa bibit).
- Penyiraman – menyiram tanaman saat kekeringan
- Penyiangan - membersihkan gulma atau rumput pengganggu secara berkala
- Pembenahan - membetulkan tanaman-tanaman yang bermasalah, misalnya membumbun tanaman yang terbuka akarnya
- Pemupukan - memberikan nutrisi secara berkala sesuai kebutuhan dan kondisi tanaman, baik itu melalui pengocoran maupun penyemprotan.
Dalam budidaya organik ini, seperti yang sudah diutarakan di atas bahwa kami sepenuhnya menggunakan produk-produk ORGANIK MURNI dari Bumi Makmur Walatra (BMW) untuk pemupukan tanaman ini, yakni:
- Pupuk Organik Padat (POP) BMW - merupakan pupuk kocor yang didalamnya mengandung unsur hara lengkap siap santap, baik makro maupun mikro. Aplikasi: 1 botol POP BMW dicampur air 1 drum (200 liter), kemudian dikocorkan 1 gelas per pohon, seminggu sekali.
- Pupuk Organik Cair (POC) BMW - merupakan pupuk daun dan buah yang mengandung HORMON / ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) alami yang akan memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Aplikasi:disemprotkan ke tanaman seminggu sekali, dosis 50 cc (5 tutup) per tangki 17 liter.
Kami tidak menambahkan pupuk NPK kimia atau produk kimia lainnya.
13. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sudah bukan rahasia bahwa budidaya cabai sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Ada begitu banyak jenisnya dan dampaknya sangat dahsyat. Beberapa di antara hama dan penyakit ini bahkan bisa menghancurkan produksi 50 sampai dengan 100% !
Mengingat besarnya kerugian yang didapatkan, maka penting bagi para petani untuk mewaspadai dan menanggulangi hama dan penyakit ini. Adapun dalam praktek budidaya di sini, sekali lagi kami tegaskan bahwa kami tidak menggunakan INSEKTISIDA maupun FUNGISIDA berbasis KIMIA. Kami benar-benar murni menerapkan konsep PERTANIAN ORGANIK, di mana produk-produk yang kami gunakan adalah berbahan alami:
- Untuk menanggulangi hama kutu-kutuan dan serangga, termasuk ulat dan lalat buah, kami menggunakan insektisida organik “AntiLAT“.
- Untuk menanggulangi penyakit cendawan/jamur seperti patek (antraknosa), layu fusarium, busuk daun, busuk batang, akar gada, maupun busuk akibat bakteri, kami menggunakan fungisida hayati atau organik bernama “NoPATEK“
Silakan klik masing-masing link untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai produk kami: AntiLAT dan NoPATEK
Sampai di sini dulu pembahasan kita mengenai budidaya cabai secara organik ini. Nantikan artikel berikutnya [BAG 002] yang memaparkan kelanjutan atau perkembangan dari budidaya cabai kami. Wassalamu’alaikum.
*** MARI MAJUKAN PERTANIAN ORGANIK DI BUMI PERTIWI ***
sumber : http://www.taniorganik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar