Senin, 06 Mei 2013

MENCOBA PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT

MENCOBA PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT
Kondisi hutan saat ini sudah jauh berbeda, hutan tidak dapat lagi dijadikan andalan sebagai penghasil devisa Negara, bahkan pemenuhan kayu untuk kepentingan masyarakatpun saat ini terasa mulai sulit.

Tanaman kelapa sawit terbukti cukup baik kontribusinya dalam peningkatan perekonomian masyarakat, sehingga kelapa sawit merupakan tanaman primadona bagi masyarakat tani.
Kabupaten Agam mempunyai potensi sawit yang cukup besar. Berikut dipaparkan teknis kombinasi sawit dan meranti yang disari dari materi pelatihan kehutanan. 

KEUNTUNGAN PENANAMAN MERANTI DIANTARA SAWIT

Beeberapa keuntungan penamanan meranti di antara sawit sebagai berikut :

  • Biaya pengawasan dan pemeliharaan tanaman meranti lebih efisien karena sudah tertutup oleh manajemen sawit.
  • Fungsi konservasi hutan dan lingkungan tidak hanya dilakukan didalam kawasan hutan tetapi juga diareal perkebunan sawit.
  • Tanaman Meranti ternyata dapat bersinergi dengan tanaman sawit dan saling mendukung dari fungsi pelestarian dan produksi.
  • Pemupukan yang dilakukan terhadap sawit membuat pertumbuhan meranti dibawah sawit sangat baik.
  • Fungsi hutan bertambah karena termasuk wilayah intercropping antara meranti dan sawit.
  • Kekurangan kebutuhan kayu dapat dipenuhi dari hasil kayu meranti yang ditanam diantara kebun sawit.
  • Optimalisasi penggunaan lahan perkebunan menjadi semakin tinggi.
  • Sebagai penangkal isu lingkungan bagi negara produsen sawit agar lebih mengedepankan kelestarian lingkungan dalam produksi.

POLA PENANAMAN
Penanaman meranti dibawah tegakan sawit idealnya dilakukan pada kebun sawit berumur mulai 5 tahun, tajuk sawit sudah bertemu, tanaman meranti ditanam pada diagonal tanaman sawit ( matalima) dengan cara membuat piringan tanaman dan lubang tanaman sesuai standar bibit yang akan ditanam dengan jarak tanam 9 x 9 M dan didapat sebanyak 110 batang / Ha.
Sementara pemeliharaan tanaman sudah lebih mudah karena sudah terintegrasi dengan pemeliharaan sawit, untuk pemanfaatan pelepah sawit dapat ijadikan mulsa bagi tanaman meranti. 

NILAI EKONOMI TEGAKAN MERANTI.
Berdasarkan hasil penelitian Prof. Suhardi (Fahutan UGM) di PT.Lonsum Sumatera utara, pertumbuhan rata2 diameter meranti yang ditanam diantara kelapa sawit 2 sampai 4 cm per tahun. 
Sementara pertumbuhan meranti dihutan alam berkisar antara 1 hingga 3 cm per tahun, dengan asumsi pertubuhan diameter 3 cm per tahun, maka pada umur 20 tahun akan didapat diameter rata2 60 cm, dengan asumsi panjang batang 20 M, maka akan didapat volume tegakan sebesar 22/7 x 302 cm x 20 M = 3,92 M3 /btg. 
Jika 1 Ha kebun sawit ditanam 110 batang meranti, maka akan didapat volume kayu meranti sebesar 110x3,92 M3 = 431,2 M3 kayu/Ha, jika diasumsikan harga 1 M3 kayu log pada saat panen sebesar Rp. 950.000,- maka didapat nilai tegakan meranti didalam kebun sawit sebesar 431,2 M3 kayu/Ha x Rp. 950.000,- = Rp. 409.640.000,-


PENUTUP
Mari kita cermati bersama , apa yang mungkin kita lakukan terhadap kondisi alam yang sudah cukup memprihatinkan seperti saat ini Penanaman meranti diantara tanaman kelapa sawit merupakan salah satu pilihan untuk memperlakukan alam secara bijak.
(Disari dari :Materi Diklat Penyegaran Penyuluh Kehutanan BDK Pekan Baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar