Minggu, 05 Mei 2013

Potensi Pohon Meranti dalam Perkebunan Sawit



Sekilas Tentang Meranti


Pohon Meranti
Meranti merupakan salah satu jenis pohon yang masih dapat ditemukan di hutan Bukit Batu. Dengan nama latinShorea macrophylla, Kayu Meranti adalah salah satu jenis pohon idola. Kayu Meranti ini tergolong kayu keras berkualitas nomor wahid. Kayu meranti mempunyai banyak keistimewaan. Di antaranya, ‘istimewa’ karena memiliki batang lurus, berdiameter besar, tinggi, bebas cabang, minim cacat mata kayu (karena Meranti memiliki kemampuan pruning, yaitu pembebasan cabang pohon) alami secara swadaya dan mandiri. Dan di antara tegakan Meranti yang sudah tumbuh besar dan gagah, tumbuh anakan Meranti yang lemah. Menariknya, keberadaan pohon besar itu justru melindungi anakan Meranti (yang lemah) sehingga anakan Meranti terbantu tumbuh dengan keberadaan Meranti besar. Tidak sebaliknya, Meranti besar menindas anakan Meranti yang baru berkembang.

Hal istimewa lainya dari Meranti adalah buahnya yang selalu menari berputar-putar melayang terbang saat lepas dari pohon induk, dan akhirnya bersandar manja di bawah naungan sang induk yang nyaman penuh dengan nutrisi siap saji, dan kondisi lingkungan yang nyaman dan empuk. Hal ini dapat terjadi karena buah meranti memiliki bagian buah yang termodifikasi menyerupai dua buah sayap (di: two, pteron: wing, karpos: fruit). Struktur tersebut memungkinkan meranti dapat tersebar jauh dengan bantuan angin yang menerbangkannya. Prinsipnya mungkin serupa dengan baling-baling bambu yang dimiliki oleh salah satu karakter komik Jepang, Doraemon.

Meranti menjadi rumah bagi sarang burung Punai, salah satu burung indah yang sudah langka ditemukan. Selain fungsi ekologi, pohon Meranti dapat berfungsi juga untuk:
mengurangi dampak erosi,
menyuburkan tanah dengan dekomposisi daun dan perkembangan mikoriza,
peningkatan kelembaban perkebunan sawit
meningkatkan sumber cadangan air.

Meranti ditengah Sawit

Berbicara nilai ekonomi, Pohon Meranti menghasilkan kayu keras dengan kualitas tinggi. Kayu meranti dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat kursi-meja ekslusive, peti perhiasan, aneka cenderamata. Karena kualitas yang tinggi, harga jual kayu meranti sangatlah ekonomis. Dan ini menjadi alasan bahwa pohon meranti terus menjadi incaran para penebang kayu, baik yang berstatus legal maupun ilegal. Dan beberapa tahun terakhir, populasi Meranti di Riau semakin berkurang karena hanya dirambah, tanpa ada reboisasi kembali.


Penanaman pohon Meranti di sela-sela kelapa sawit


Berdasarkan IUCN redlist, sebanyak 102 Shorea sp. yang ada di dunia berstatus critically endangered, bahkan ada 1 yang sudah punah. Kepunahan yang lain mungkin akan segera menyusul bila tidak ada usaha yang serius untuk membudidaya pohon meranti untuk kegiatan ekonomi, sementara meranti di hutan alami harus tetap difungsikan sebagai sumber stabilitas ekologi dan lingkungan.

Dengan landasan di atas, serta pengembangan perkebunan sawit yang begitu intensif di hutan-hutan produksi Riau, maka diperlukan penyelamatan sekaligus memberi fungsi ganda perkebunan sawit. Salah satunya adalah menanam pohon meranti ditengah-tengah pohon sawit.

Berdasarkan rencana tata ruang Propinsi Riau bahwa 3.084.563 hektar atau 35,68 % dari luas daratan Riau akan diperuntukkan bagi perkebunan dan diyakini pengembangan kelapa sawit akan lebih dominan. Untuk mengatasi semakin menipisnya lahan hutan tersebut maka dilakukan alternatif penanaman tanaman Meranti di antara kelapa sawit.

Disamping untuk tujuan mengatasi semakin menipisnya lahan hutan, penanaman Meranti di sela sawit ini juga dimaksudkan untuk optimalisasi ruang tumbuh, perbaikan penutupan lahan, upaya pengendalian erosi, menyuburkan tanah dengan dekomposisi daun dan perkembangan mikoriza, peningkatan kelembaban dalam tegakan sawit akan meningkatkan sumber air.

Penanaman pohon Meranti di sela-sela kelapa sawit diyakini memiliki dua fungsi ganda. Pertama mampu mengembalikan fungsi kawasan resapan, kedua memiliki nilai ekonomis tambahan bagi petani. Fungsi kedua penanaman Meranti akan menjadi tabungan untuk masa depan serta menambah pendapatan masyarakat yang menanamnya. Usia produktif pohon Meranti sekitar 15 tahun.

Jadi, waktu yang cocok untuk menanam pohon meranti agar dapat ‘memanen’ secara tetpat adalah ketika Sawit itu telah berumur antara 5 – 10 tahun. Karena ketika pohon sawit telah tidak produktif lagi di usia 20 hingga 25 tahun, maka kayu Meranti yang telah ditanam siap untuk dipanen. Jadi dengan menanam Meranti turut mempermudah para petani me-replanting tanaman sawit mereka di perkebunan masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar